Kain Tenun Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kediri, tampaknya cukup
terkenal dikalangan para penggemar produk kain tenun tradisional.
Selepas kunjungan ke Puhsarang beberapa bulan lalu, kami berkesempatan
untuk singgah selama beberapa saat ke salah satu pembuat Kain Tenun Bandar Kidul yang menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) ini.
Lokasi pabrik tenun yang kami kunjungi ini berada sekitar 240 meter
masuk ke dalam gang dari Jl. Kyai Haji Agus Salim, Kediri. Pintu masuk
ke dalam ruangan kerja yang sederhana dari para pengrajin Kain Tenun
Bandar Kidul itu dicapai melalui sebuah gang yang sempit yang bisa
dilewati hanya satu kendaraan roda empat.
Sebagaimana di tempat lainnya di tanah air, usaha rakyat kecil dan
menengah Kain Tenun Bandar Kidul ini merupakan usaha kerajinan
masyarakat Kediri yang telah ditekuni oleh para pengrajinnya secara
turun temurun sejak sebelum jaman kemerdekaan. Hanya saja perlu usaha
untuk terus meningkatkan mutu dan keluaran produksinya.
Tembok bata dan pilar-pilar telanjang ini memagari ruangan sederhana
yang digunakan sebagai tempat pembuatan kain tenun Bandar Kidul, dengan
pintu masuk terlihat berada di sebelah kiri. Tak ada penjaga atau
penerima tamu, sehingga sambil mengucap salam dan permisi kami masuk ke
dalam ruangan.
Ruangan kerja pabrik Kain Tenun Bandar Kidul itu terasa agak remang,
meskipun ada penerangan listrik dan jendela yang terbuka. Di dalamnya
kami melihat deretan alat-alat tenun dan orang-orang yang tengah sibuk
bekerja. Tidak ada yang merasa terganggu ketika kami masuk dan berjalan
berkeliling di dalam ruangan seluas sekitar 100 m2 itu.
Tampak terpasang pada sebuah alat tenun tradisional adaalah satu
corak kain tenun Bandar Kidul yang masih dalam tahap pengerjaan. Di
tempat yang kami kunjungi ini, para pengrajinnya kebanyakan adalah
laki-laki dewasa. Namun ada juga seorang pengrajin tenun wanita yang
bekerja agak di sudut ruangan.
Alat kayu pembuat kain tenun Bandar Kidul berderet dalam jarak yang cukup radat di ruangan yang terlihat sederhana dan kurang representatif ini. Entah sampai kapan industri Kain Tenun Bandar Kidul ini bisa bertahan menghadapi serbuan kain tenun yang dibuat secara massal yang harganya bisa lebih murah.
Baiknya perlu dipikirkan oleh para peneliti di pemerintahan maupun di perguruan tinggi, agar alat tenun tradisional yang digunakan para pengrajin Kain Tenun Bandar Kidul ini bisa lebih produktif dan hasilnya pun bisa lebih berkualitas dan terjaga konsistensinya, sehingga bisa terus bertahan hidup.
Seorang pria tengah sibuk bekerja pada sebuah alat tenun di bengkel Kain Tenun Bandar Kidul. Tangan dan kakinya tak henti-hentinya bekerja secara ritmik dan terampil, menghasilkan suara tumbukan antar papan yang gaungnya bersahut-sahutan dengan bunyi alat tenun lainnya. Deretan benang tertata rapi terlihat di bagian belakang alat pembuat kain tenun, yang meskipun terlihat sederhana, namun pengaturannya cukup rumit. Motif kain tenun Bandar kidul ini bermacam-macam, misalnya ada motif anggrek, kentang – kentang, mawar, tirta, serta motif parang rusak.
Di bawah ini adalah sebuah video singkat yang menggambarkan suasana di ruangan dimana para pengrajin Kain Tenun Bandar Kidul ini bekerja.
Kain Tenun Bandar Kidul dari bahan katun saat itu dijual dengan harga Rp.45 ribu per meter, sedangkan yang dari bahan semi sutra dijual dengan harga sekitar Rp.75 ribu per meter, dan yang dari bahan kain sutera dijual seharga Rp.100 ribu per meter. Sedangkan untuk Kain Tenun Bandar Kidul untuk bahan sarung dijual sekitar Rp.125 ribu per potong.
Selain dibeli oleh masyarakat Kediri sendiri, Kain Tenun Bandar Kidul kabarnya juga digemari oleh para pembeli dari kota-kota lain di Jawa Timur, dan bahkan sampai ke sejumlah daerah di wilayah Jawa Barat, Jakarta, dan negeri tetangga. Semoga saja mereka bisa terus bertahan dan meningkatkan daya saing serta mutunya.
Kain Tenun Bandar Kidul
Desa Bandar Kidul, Kecamatan MojorotoKediri, Jawa Timur
BACA JUGA : PASANG SURUT TENUN IKAT BANDAR KIDUL
0 komentar:
Posting Komentar