KEDIRI - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur ingin kain tenun ikat yang
merupakan produksi khas dari industri di kota ini bisa semakin dinikmati
oleh masyarakat se-Nusantara maupun dunia.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengemukakan pemerintah ingin
menggerakkan ekonomi rakyat, terutama industri kreatif tradisional kain
tenun ikat. Kain ini adalah ciri khas kerajinan dari Kediri yang sudah
terkenal. “Kami ingin terus gerakkan ekonomi kreatif. Kami ingin
pereekonomian warga bergerak. Kain tenun adalah salah satu produk
unggulan Kota Kediri,” katanya Senin (30/1/2015).
Wali Kota mengatakan, produk tenun ikat asal Kediri ini berbeda
dengan tenun ikat dari daerah lain. Setiap kain tenun dibuat satu per
satu dengan mesin tradisional dan dipintal. “Tenun itu adalah produk
tangan dan ini yang bikin tenun Kediri beda. Tenun ini punya corak beda,
dan kami ingin kerjasama dengan daerah lain supaya tenun ikat bisa
dikombinasi dengan tenun daerah lain,” katanya.
Wali Kota Abdullah Abu Bakar juga mengatakan, pemerintah tidak
henti-hentinya mendorong pengusaha tenun ikat di Kediri ini untuk terus
berkarya dan tidak gulung tikar. Pemerintah memberikan wadah agar usaha
mereka terus berkembang, salah satunya dengan mengikutsertakan tenun
khas Kediri itu dalam berbagai macam pameran baik nasional ataupun
internasional.
Sejumlah acara pernah dihadiri baik tingkat nasional atapun
internasional, misalnya Konferensi Asia Afrika di Bandung yang digelar
pada April lalu. Kain tenun dari para perajin di Kediri sengaja dibawa
dan dipamerkan. Bahkan, animo pembeli baik pembeli dalam negeri ataupun
luar negeri cukup bagus.
Selain di Bandung, sejumlah acara pameran lain juga diikuti, seperti
di Malang, serta pameran Inacraft 2015, di JCC Senayan, Jakarta. Hal itu
dilakukan sebagai upaya mengenalkan produk tenun ikat dari Kediri ini.
Bahkan, akhir pekan lalu, pemkot juga menyelenggarakan festival
batik-tenun, yang menampilkan berbagai produk khas dari Kediri serta
daerah lain di Jatim.
Abdullah Abu Bakar yang akrab disapa Mas Abu itu berharap, industri
kreatif tenun ikat ini terus berkembang. Pemkot pun juga mendukung agar
usaha ini berkembang, di antaranya dengan membeli hasil produk tenun
ikat. “Tenun ikat ini ciri khas Kediri. Ke depan kami berharap usaha
ini terus berkembang,” harapnya.
Promosi Luar Negeri
Sementara itu, istri Wali Kota Kediri Ferry Silviana Feronica
juga mengatakan pemerintah di setiap kesempatan juga melakukan promosi.
Bahkan, ia pun tidak segan untuk mempromosikan kain tenun ikat kepada
para pejabat. Salah satu caranya, saat acara
Women in Leadership in The UK and Indonesia yang digagas Kedubes Inggris, Juli lalu,
Bunda Fey—panggilan akrabnya—sengaja datang guna memperkenalkan tenun
ikat khas Kediri itu. Ia merasa bangga dengan produk tenun ikat khas
Kediri itu, dan ia berharap tenun ikat ini bisa mendunia. “Semua kota
punya batik, tapi saya mau bilang kalau tenun di Kediri sangat layak
diangkat. Tenun ini merupakan bagian dari tradisi yang sangat bernilai,”
ujarnya saat itu.
Di Kota Kediri, kerajinan tenun ikat banyak terdapat di Kelurahan
Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Awalnya, UMKM itu ada
ratusan, tapi saat ini hanya ada puluhan saja. Saat ini, terdapat 139
mesin tenun yang tersebar di sejumlah perajin tenun, denga beragam
pengusaha baik yang sudah besar ataupun kecil. Dari usaha kerajinan itu,
diketahui mampu menyerap sampai 210 tenaga kerja.
By : Andy Riya .M